Bisa jadi kalau yang single dan ingin menikah, kepikiran nanti bakalan nikah sama siapa. Terus bisa nggak ya pasangannya menerima kelebihan dan kekurangannya. Nanti kalau nggak bisa bakal gimana ya rumah tangganya?
Kalau yang anak sekolahan atau kuliahan bisa jadi overthinkingnya tentang gimana kalo sekolahnya atau kuliahnya susah, nanti bakal lulusnya gimana, kerja dimana, terus bisa memenuhi keinginan orang tuanya atau nggak, dan sebagainya.
Sebagai orang tua pun kadang overthinking. Misalnya aku sebagai seorang ibu kadang-kadang kepikiran gimana ya nanti kalau anakku sudah besar, apakah dia bisa menjaga dirinya sendiri di zaman seperti ini zaman yang penuh fitnah?
Aku rasa aku nggak sendirian menjadi orang tua yang overthinking. Banyak ibu-ibu juga bapak-bapak yang berpikir yang sama denganku. Memiliki kekhawatiran tersendiri untuk buah hati mereka. Ya yang namanya orang tua pastilah ingin yang terbaik untuk anaknya. Menginginkan kebahagiaan juga kemaslahatan untuk anaknya.
Sama seperti orang tua kita dahulu kepada kita para putra putrinya. Tentu mereka selalu menginginkan hal-hal baik dan membuat kita bahagia.
Dampak overthinking
Berbicara tentang overthinking, ternyata memang bisa memberikan dampak buruk pada diri seseorang. Dilansir dari halodoc.com, di antara dampak overthinking pada diri seseorang dimulai dari ketidakmampuan untuk berpikir positif, menurunnya rasa percaya diri, gangguan tidur, dan membuat sel-sel otak lebih lelah dari biasanya.
Ngeri juga kan kalo gara-gara overthinking, kehidupan yang awalnya berjalan baik menjadi terganggu karena memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan. Dulunya ketika dapat masalah masih bisa legowo tapi karena overthinking malah menjadi stres dan munculah tekanan psikologis yang berlebihan. Apa dampaknya kalau sudah sampai stres muncul menjangkiti? Konsentrasi dan produktivitas akan menurun. Bahkan bisa menyebabkan ganggan fungsi tubuh lainnya hingga gangguan kecemasan. Bahaya kan!
Agar tidak overthinking
Lalu apa dong yang harus dilakukan supaya nggak overthinking?
Pertama dan utama, kita sebagai manusia harus mengenali siapa diri kita sebenernya. Apakah kita adalah mahluk yang tiba-tiba muncul di bumi tanpa ada yang menciptakan? Apakah kita adalah sesuatu yang perkasa yang tidak pernah lelah dan tidak pernah sakit? Apakah kita adalah mahluk yang sangat hebat sehingga dapat menjelajah seluruh langit dan bumi?
Maka jawabannya adalah kita ini merupakan mahluk yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Kita adalah hamba Allah. Manusia hanyalah mahluk yang lemah yang tidak bisa melakukan hal sekecil apapun tanpa bantan Allah. Allah Subhanahu wa ta'ala yang menciptakan kita adalah Rabb seluruh alam. Dia adalah Dzat yang mengetahui segalanya, yang berkuasa akan segala sesuatu, Dzat yang perkasa, Dzat yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus mahluk-Nya, tidak tidur dan tidak mengantuk. Seluruh alam tunduk kepada-Nya.
Ketika kamu mulai berpikir berlebihan, berpikir yang tidak seharusnya dipikirkan, berpikir tentang hal-hal yang belum pasti terjadi maka ingatlah bahwa kita ini hamba Allah. Ketika itu bukan ranah kita untuk memikirkannya ya jangan dipikirkan. Mengapa? Karena hanya akan menjadikan sel-sel otak kita bekerja berlebihan karena memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya secara berlebihan sehingga jadinya malah stres.
Ingatlah bahwa kita ini punya Allah Subhanahu wa ta'ala yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Sehingga ketika kita sedang dalam masalah kita berikhtiar untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sembari meminta pertolongan kepada Allah dengan tulus. Tidak perlu kita berpikir berlebihan karena kita yakin ada Allah yang akan menyelesaikan semua urusan kita. Tidak ada yang tidak mampu dilakukan oleh-Nya. Tugas kita hanya berikhtiar, terus melakukan usaha semampu dan semaksimal yang kita bisa.
Kalau saja kita overthinking terhadap pekerjaan kita atau keseharian kita, maka berusahalah untuk berpikir positif. Ketika ada hal yang tidak perlu untuk dipikirkan ya jangan dipikirkan. Serahkan itu kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Misalnya sebagai seorang ibu. Bagaimana ya anakku di sekolah? Apakah dia bisa menjaga pergaulannya? Ketika kita berpikir berlebihan tentang bagaimana si anak di sekolah, kita akan lelah. Khawatir si anak mendapat perundungan, tidak bisa memilih teman, dan lain sebagainya.
Maka sebagai ibu yang bisa kita lakukan adalah membekali anak dengan benteng ilmu agama yang berlandaskan Alqur'an dan sunnah sembari memohon pertolongan dari Allah. Ketika kita berdoa memohon pertolongan dari Allah agar Dia jaga anak kita, insya Allah Dia tidak akan menyia-nyiakan doa kita. Setelah usaha dan doa kita panjatkan maka tahap selanjutnya adalah pasrah.
Sebagai seorang hamba, fokus saja kita kepada tugas seorang hamba, tidak perlu overthinking. Melakukan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua yang dilarang oleh-Nya. Mencari bekal sebanyak-banyaknya di dunia untuk kehidupan akhirat. Namun bukan berarti kita tidak berpikir untuk mengusahakan sesuatu dengan maksimal tapi mampu menyaring mana yang seyogyanya dipikirkan dan mana yang tidak.
Poin penting lainnya adalah memahami tujuan kita diciptakan. Kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Kehidupan di dunia hanya sementara dan kehidupan yang abadi adalah kehidupan akhirat. Kita tahu bahwa dunia ini sementara sehingga kita bisa mengatur bagaimana diri kita bersikap ketika menghadapi sebuah masalah. Dan setiap masalah akan ada waktunya tidak akan selamanya.
Seorang mukmin tentunya tidak akan overthinking karena ia mampu menempatkan sesuatu pada porsinya. Tentunya dilandasi dengan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Barakallahu fiikum...
Komentar
Posting Komentar