Langsung ke konten utama

Penting Untuk Dibaca Buat yang Suka Overthinking


Kadang-kadang yang namanya manusia suka overthinking ya. Berlebihan mikir gitu lho. Gimana kalau gini terus gimana kalau gitu.

Bisa jadi kalau yang single dan ingin menikah, kepikiran nanti bakalan nikah sama siapa. Terus bisa nggak ya pasangannya menerima kelebihan dan kekurangannya. Nanti kalau nggak bisa bakal gimana ya rumah tangganya?

Kalau yang anak sekolahan atau kuliahan bisa jadi overthinkingnya tentang gimana kalo sekolahnya atau kuliahnya susah, nanti bakal lulusnya gimana, kerja dimana, terus bisa memenuhi keinginan orang tuanya atau nggak, dan sebagainya.

Sebagai orang tua pun kadang overthinking. Misalnya aku sebagai seorang ibu kadang-kadang kepikiran gimana ya nanti kalau anakku sudah besar, apakah dia bisa menjaga dirinya sendiri di zaman seperti ini zaman yang penuh fitnah?

Aku rasa aku nggak sendirian menjadi orang tua yang overthinking. Banyak ibu-ibu juga bapak-bapak yang berpikir yang sama denganku. Memiliki kekhawatiran tersendiri untuk buah hati mereka. Ya yang namanya orang tua pastilah ingin yang terbaik untuk anaknya. Menginginkan kebahagiaan juga kemaslahatan untuk anaknya.

Sama seperti orang tua kita dahulu kepada kita para putra putrinya. Tentu mereka selalu menginginkan hal-hal baik dan membuat kita bahagia.

Dampak overthinking

Berbicara tentang overthinking, ternyata memang bisa memberikan dampak buruk pada diri seseorang. Dilansir dari halodoc.com, di antara dampak overthinking pada diri seseorang dimulai dari ketidakmampuan untuk berpikir positif, menurunnya rasa percaya diri, gangguan tidur, dan membuat sel-sel otak lebih lelah dari biasanya.

Ngeri juga kan kalo gara-gara overthinking, kehidupan yang awalnya berjalan baik menjadi terganggu karena memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu kita pikirkan. Dulunya ketika dapat masalah masih bisa legowo tapi karena overthinking malah menjadi stres dan munculah tekanan psikologis yang berlebihan. Apa dampaknya kalau sudah sampai stres muncul menjangkiti? Konsentrasi dan produktivitas akan menurun. Bahkan bisa menyebabkan ganggan fungsi tubuh lainnya hingga gangguan kecemasan. Bahaya kan!

Agar tidak overthinking

Lalu apa dong yang harus dilakukan supaya nggak overthinking?

Pertama dan utama, kita sebagai manusia harus mengenali siapa diri kita sebenernya. Apakah kita adalah mahluk yang tiba-tiba muncul di bumi tanpa ada yang menciptakan? Apakah kita adalah sesuatu yang perkasa yang tidak pernah lelah dan tidak pernah sakit? Apakah kita adalah mahluk yang sangat hebat sehingga dapat menjelajah seluruh langit dan bumi?

Maka jawabannya adalah kita ini merupakan mahluk yang diciptakan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Kita adalah hamba Allah. Manusia hanyalah mahluk yang lemah yang tidak bisa melakukan hal sekecil apapun tanpa bantan Allah. Allah Subhanahu wa ta'ala yang menciptakan kita adalah Rabb seluruh alam. Dia adalah Dzat yang mengetahui segalanya, yang berkuasa akan segala sesuatu, Dzat yang perkasa, Dzat yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus mahluk-Nya, tidak tidur dan tidak mengantuk. Seluruh alam tunduk kepada-Nya.

Ketika kamu mulai berpikir berlebihan, berpikir yang tidak seharusnya dipikirkan, berpikir tentang hal-hal yang belum pasti terjadi maka ingatlah bahwa kita ini hamba Allah. Ketika itu bukan ranah kita untuk memikirkannya ya jangan dipikirkan. Mengapa? Karena hanya akan menjadikan sel-sel otak kita bekerja berlebihan karena memikirkan hal-hal yang tidak seharusnya secara berlebihan sehingga jadinya malah stres.

Ingatlah bahwa kita ini punya Allah Subhanahu wa ta'ala yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Sehingga ketika kita sedang dalam masalah kita berikhtiar untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sembari meminta pertolongan kepada Allah dengan tulus. Tidak perlu kita berpikir berlebihan karena kita yakin ada Allah yang akan menyelesaikan semua urusan kita. Tidak ada yang tidak mampu dilakukan oleh-Nya. Tugas kita hanya berikhtiar, terus melakukan usaha semampu dan semaksimal yang kita bisa.

Kalau saja kita overthinking terhadap pekerjaan kita atau keseharian kita, maka berusahalah untuk berpikir positif. Ketika ada hal yang tidak perlu untuk dipikirkan ya jangan dipikirkan. Serahkan itu kepada Allah Subhanahu wa ta'ala

Misalnya sebagai seorang ibu. Bagaimana ya anakku di sekolah? Apakah dia bisa menjaga pergaulannya? Ketika kita berpikir berlebihan tentang bagaimana si anak di sekolah, kita akan lelah. Khawatir si anak mendapat perundungan, tidak bisa memilih teman, dan lain sebagainya. 

Maka sebagai ibu yang bisa kita lakukan adalah membekali anak dengan benteng ilmu agama yang berlandaskan Alqur'an dan sunnah sembari memohon pertolongan dari Allah. Ketika kita berdoa memohon pertolongan dari Allah agar Dia jaga anak kita, insya Allah Dia tidak akan menyia-nyiakan doa kita. Setelah usaha dan doa kita panjatkan maka tahap selanjutnya adalah pasrah.

Sebagai seorang hamba, fokus saja kita kepada tugas seorang hamba, tidak perlu overthinking. Melakukan semua yang diperintahkan dan meninggalkan semua yang dilarang oleh-Nya. Mencari bekal sebanyak-banyaknya di dunia untuk kehidupan akhirat. Namun bukan berarti kita tidak berpikir untuk mengusahakan sesuatu dengan maksimal tapi mampu menyaring mana yang seyogyanya dipikirkan dan mana yang tidak.

Poin penting lainnya adalah memahami tujuan kita diciptakan. Kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Kehidupan di dunia hanya sementara dan kehidupan yang abadi adalah kehidupan akhirat. Kita tahu bahwa dunia ini sementara sehingga kita bisa mengatur bagaimana diri kita bersikap ketika menghadapi sebuah masalah. Dan setiap masalah akan ada waktunya tidak akan selamanya.

Seorang mukmin tentunya tidak akan overthinking karena ia mampu menempatkan sesuatu pada porsinya. Tentunya dilandasi dengan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Barakallahu fiikum...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Ingin Menyerah, Tapi...

  Tiba-tiba air mata menetes membasahi pipi. Dada terasa nyeri dan sesak. Sudah berminggu-minggu, aku berada dalam kondisi yang tak menentu. Jantungku berdebar ketakutan tiap kali suara nafas yang semakin berat itu terdengar olehku. Memori buruk menyeruak menjadikanku berpikir berlebihan. Sore itu aku harus pergi meninggalkan zona nyamanku. Dengan persiapan yang seadanya, aku pergi dan berharap semua akan segera baik-baik saja sehingga aku segera kembali. Kukira kepergianku hanya sebentar. Namun, nyatanya Allah Subhanahu wa ta'ala  berkehendak lain. Aku mengeluh dan merasa berat. Aku mengadu pada Dia Yang Maha Kuasa. Mengapa aku harus ada di posisi seperti ini? Aku lelah Ya Allah. Aku merasa berat dan tidak ingin berada di posisi seperti ini. Aku merasa ingin menyerah. Berbagai skema "andai saja" muncul di kepalaku. Berangan-angan andai tidak begini dan begitu pasti aku tidak akan ada di masa sulit ini. Tapi ternyata semua itu percuma. Hai diriku! Percuma kamu berandai-an

Mencetak Generasi Terbaik Bersama Semen Baturaja

Yang namanya manusia tidak lepas dari keinginan. Bener nggak sih ? Namun ada yang sekedar ingin tetapi tidak memperjuangkan keinginannya. Di sisi lain ada yang berjuang untuk merealisasikan keinginan itu. Ya kalau kita bisa bilang keinginan yang diperjuangkan itu ada yang berwujud sebagai  impian maupun cita-cita. Hal Besar Dalam Hidup Teman-teman tentunya pernah melewati hal besar dalam hidup bukan? Tak jarang hal itu membuat kita menjadi berbenah dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bahkan impian-impian besar dapat terlahir dari kondisi yang menurut kebanyakan orang tidak ideal. Di tahun 2019 aku menikah dengan seorang lelaki yang sudah kukenal sejak lama karena kami satu SMA. Kebahagiaan terus menyelimuti hingga tahun berikutnya. Alhamdulillah bayi laki-laki mungil lahir dari rahimku setelah begitu banyak perjuangan dilakukan.  Sayangnya kami hanya bersama kurang dari 48 jam. Di usianya yang belum genap 2 hari, kami harus terpisah. Pagi itu tiba-tiba suamiku berteriak memanggil