Langsung ke konten utama

Merasa Selalu Kurang? Ingin Nikmat Bertambah? Insya Allah Ini Solusinya


Pernahkah kita merasa dunia tidak berpihak pada kita? Hidup pas-pasan, karir pas-pasan, juga pintar pas-pasan? Lalu hati merasa tidak tentram karena melihat rumput tetangga lebih hijau? 

Gambar freepik.com 

Setiap manusia yang hidup di dunia tidak akan lepas dari 2 fase dalam kehidupan. Pertama adalah fase dimana ia bergelimang dengan nikmat. Kedua adalah kebalikannya yakni dimana ia akan diberikan ujian berupa musibah. Kedua fase ini pun dapat terjadi berbarengan. Sebagai seorang manusia yang diberi kenikmatan oleh Tuhan Pencipta Alam tentunya kita akan sangat bahagia ketika mendapatkannya. Namun sebaliknya, jika kita diberikan musibah tak sedikit dari para manusia ini yang menjadi sedih tak karuan.


Islam adalah agama yang sempurna. Allah Ta'ala adalah Sesembahan yang sangat menyayangi makhluknya. Tahukah kamu bahwa setiap urusan seorang muslim akan membawa kebaikan baginya? Terlepas bagaimana urusan itu apakah susah ataupun mudah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya". Ini adalah salah satu bukti betapa Allah Ta'ala sangat menyayangi kita sebagai makhluknya. 


Meraih gemerlap dunia merupakan keinginan dari mereka para manusia yang hidup di dunia. Mengapa? Karena manusia pada dasarnya menyenangi hal yang membuat jiwa mereka bahagia. Namun ingatlah bahwa tidak semua urusan dunia itu akan menentramkan jiwa. Tak sedikit dari urusan yang gemerlap itu membuat kita tertatih-tatih untuk menggapainya sehingga melalaikan kita dari rasa syukur. Itu semua kembali lagi kepada hati kita bagaimana ia dikelola. Tidak harus dengan mencapai kesuksesan dunia terlebih dahulu untuk kemudian bersyukur atas segala nikmat.


Sebagai seorang manusia, kita sering lupa bahwa banyak sekali nikmat yang dapat disyukuri. Salah satunya adalah ketika bisa terbangun di pagi hari kemudian beraktivitas seperti biasanya. Bayangkan saja ketika kita tidur dan tidak lagi bangun. Apakah kita sudah siap dengan bekal akhirat kita? Apakah kita siap untuk menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir tentang Siapa Tuhanmu, Siapa Nabimu, dan Apa Agamamu?


Wahai Saudaraku, cara menjawab pertanyaan tersebut tak akan cukup dengan menghafalnya saat kita hidup. Maka bersyukurlah ketika engkau masih terbangun di pagi hari kemudian melanjutkan kehidupanmu di dunia untuk mengumpulkan bekal akhirat sedikit demi sedikit. Sekarang tugas terbesarnya adalah bagaimana hati kita dikelola untuk mensyukuri segala nikmat dari Allah Ta'ala sekecil apapun nikmat itu di hadapan kita.


Sebenarnya, apakah syukur itu?


Tom Swinnen on Unsplash

Dilansir dari muslim.or.id, syukur adalah menunjukkan nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa perdaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.


Syukur adalah salah satu bentuk ibadah yang wajib dilakukan oleh seorang muslim. Dengan bersyukur atas segala yang diberikan oleh Allah Ta'ala dan tidak mengingkarinya maka seorang muslim telah menjalankan perintah Rabb-nya. Para pendahulu yakni para Nabi dan Rasul telah memberikan contoh untuk generasi penerusnya. Mereka selalu bersyukur walaupun cobaan datang. Salah satu sifat yang dimiliki oleh Nabi dan Rasul adalah pandai bersyukur. Maka tidakkah seorang muslim yang baik adalah mereka yang mengikuti jejak pendahulunya?


Seorang muslim apabila ia bersyukur maka Allah Ta'ala akan menambahkan nikmat kepadanya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam Surat Ibrahim ayat 7 yakni jika seseorang bersyukur, pasti Allah akan menambah nikmat kepadamu, dan jika seseorang tersebut mengingkari nikmat Allah maka sesungguhnya azab yang Allah berikan sangat pedih.


Ayat di atas menunjukkan kebaikan bagi mereka yang bersyukur dan keburukan bagi mereka yang kufur atas apa yang telah Allah Ta'ala karuniakan kepada mereka. Beberapa ulama mengatakan tambahan nikmat tersebut dapat berupa meningkatnya ketaatan kepada Allah Ta'ala dalam beribadah, bertambahnya karunia yang Allah Ta'ala berikan, hingga bertambahnya kebaikan dunia bagi mereka yang mau bersyukur.


Bersyukur bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Dengan bersyukur, hati akan merasa tenang. Mengapa? Karena syukur adalah salah satu cara untuk menjadi seorang muslim yang menjalankan perintah Allah Ta'ala. Bersyukur memiliki kebaikan yang banyak. Barang siapa yang selalu mengingat Allah Ta'ala maka hatinya akan merasa tenang. Dengan bersyukur, hati akan senantiasa mengingat Allah Ta'ala. Mengingat begitu banyak nikmat yang telah diberikan. Mulai dari kondisi fisik yang sehat, keluarga yang saling menyayangi, waktu untuk beribadah, dan berbagai hal lain.


Hati yang lalai dari penciptanya akan terasa gersang bak tanah kering yang terpapar sinar matahari tanpa pernah disiram air. Tanah itu tak akan subur dan tidak dapat menumbuhkan tanaman yang rindang. Begitu pula hati. Jika hati gersang, maka tidak akan dapat menumbuhkan amal baik dan pemikiran yang positif. Sangatlah merugi mereka yang tidak dapat memanen pahala dari raga yang dikaruniakan oleh Yang Maha Kuasa.


Lalu, bagaimana caranya senantiasa bersyukur sehingga tidak meremehkan nikmat yang telah Allah Ta'ala karuniakan?

Gambar freepik.com

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengajarkan kepada kaum muslimin bagaimana caranya. Yakni dengan selalu melihat kepada mereka yang lebih rendah dan tidak melihat kepada mereka yang lebih tinggi. Tidakkah nasihat Rasulullah ini bagai oase di tengah padang pasir?


Manusia akan cenderung merasa kurang puas terhadap apa yang telah dimilikinya. Namun ketika seseorang mengamalkan nasihat tersebut maka akan mudah baginya untuk bersyukur dan merasa cukup terhadap karunia Allah Ta'ala. Sebagai contoh yang ringan saja. Karunia mata yang Allah Ta'ala berikan. Mata yang sehari-hari digunakan untuk melihat adalah karunia yang didapatkan secara gratis. Ketika seorang manusia lahir, mata sudah menjadi satu bagian utuh dari tubuh manusia. Bayangkan bagaimana jadinya jika mata diberikan terpisah? Apabila ingin memiliki mata maka harus membeli paket mata. Hal ini pasti akan sangat menyulitkan kehidupan manusia.


Namun, Allah adalah Rabb Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Harusnya seorang manusia bersyukur akan hal itu. Mata adalah salah satu nikmat yang sangat luar biasa. Seseorang tidak dapat menikmati indahnya ayat-ayat Allah seperti siang, malam, matahari, bulan, dan bintang tanpa adanya mata. Maka seorang muslim hendaknya selalu bersyukur atas karunia mata yang dimiliki. Salah satu cara untuk mensyukuri nikmat mata adalah dengan menggunakannya untuk hal-hal yang baik. Tidak menggunakan mata untuk bermaksiat. Seperti tidak membiarkan mata untuk menikmati hal yang sia-sia melainkan hal-hal yang bermanfaat yang akan menambah keimanan dan ketaatan kepada Rabb semesta alam.


Telinga yang menempel di sisi kiri dan kanan kepala juga merupakan salah satu bukti dari sekian banyak bentuk cinta Allah Azza wa Jalla pada manusia. Tak peduli apakah ia beriman kepadaNya atau tidak, semua manusia diberikan anugerah telinga sebagai indera pendengaran. Oleh karena itu menggunakan telinga untuk sesuatu yang bermanfaat seperti mendengarkan nasehat ustadz dalam sebuah kajian. Hal ini adalah salah satu bentuk syukur atas karuniaNya.


Begitu pula dengan lisan. Menjadikannya basah dengan dzikir kepada Sang Pencipta adalah salah satu bentuk syukur akan nikmat lisan itu. Hati layaknya gelas kosong yang siap diisi. Mata, telinga, dan lisan adalah corongnya. Sehingga ketika corong mengisi wadah dengan sesuatu yang baik, maka dalam wadah tersebut akan terisi banyak hal baik pula. Mata, telinga, dan lisan yang digunakan untuk selalu bersyukur maka akan memberikan dampak positif untuk hati sehingga hati pun akan menjadi hati yang tak berat untuk bersyukur.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penting Untuk Dibaca Buat yang Suka Overthinking

Kadang-kadang yang namanya manusia suka overthinking ya. Berlebihan mikir gitu lho. Gimana kalau gini terus gimana kalau gitu. Bisa jadi kalau yang single dan ingin menikah, kepikiran nanti bakalan nikah sama siapa. Terus bisa nggak ya pasangannya menerima kelebihan dan kekurangannya. Nanti kalau nggak bisa bakal gimana ya rumah tangganya? Kalau yang anak sekolahan atau kuliahan bisa jadi overthinkingnya tentang gimana kalo sekolahnya atau kuliahnya susah, nanti bakal lulusnya gimana, kerja dimana, terus bisa memenuhi keinginan orang tuanya atau nggak, dan sebagainya. Sebagai orang tua pun kadang overthinking. Misalnya aku sebagai seorang ibu kadang-kadang kepikiran gimana ya nanti kalau anakku sudah besar, apakah dia bisa menjaga dirinya sendiri di zaman seperti ini zaman yang penuh fitnah? Aku rasa aku nggak sendirian menjadi orang tua yang overthinking. Banyak ibu-ibu juga bapak-bapak yang berpikir yang sama denganku. Memiliki kekhawatiran tersendiri untuk buah hati mereka. Ya yang

Aku Ingin Menyerah, Tapi...

  Tiba-tiba air mata menetes membasahi pipi. Dada terasa nyeri dan sesak. Sudah berminggu-minggu, aku berada dalam kondisi yang tak menentu. Jantungku berdebar ketakutan tiap kali suara nafas yang semakin berat itu terdengar olehku. Memori buruk menyeruak menjadikanku berpikir berlebihan. Sore itu aku harus pergi meninggalkan zona nyamanku. Dengan persiapan yang seadanya, aku pergi dan berharap semua akan segera baik-baik saja sehingga aku segera kembali. Kukira kepergianku hanya sebentar. Namun, nyatanya Allah Subhanahu wa ta'ala  berkehendak lain. Aku mengeluh dan merasa berat. Aku mengadu pada Dia Yang Maha Kuasa. Mengapa aku harus ada di posisi seperti ini? Aku lelah Ya Allah. Aku merasa berat dan tidak ingin berada di posisi seperti ini. Aku merasa ingin menyerah. Berbagai skema "andai saja" muncul di kepalaku. Berangan-angan andai tidak begini dan begitu pasti aku tidak akan ada di masa sulit ini. Tapi ternyata semua itu percuma. Hai diriku! Percuma kamu berandai-an

Mencetak Generasi Terbaik Bersama Semen Baturaja

Yang namanya manusia tidak lepas dari keinginan. Bener nggak sih ? Namun ada yang sekedar ingin tetapi tidak memperjuangkan keinginannya. Di sisi lain ada yang berjuang untuk merealisasikan keinginan itu. Ya kalau kita bisa bilang keinginan yang diperjuangkan itu ada yang berwujud sebagai  impian maupun cita-cita. Hal Besar Dalam Hidup Teman-teman tentunya pernah melewati hal besar dalam hidup bukan? Tak jarang hal itu membuat kita menjadi berbenah dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bahkan impian-impian besar dapat terlahir dari kondisi yang menurut kebanyakan orang tidak ideal. Di tahun 2019 aku menikah dengan seorang lelaki yang sudah kukenal sejak lama karena kami satu SMA. Kebahagiaan terus menyelimuti hingga tahun berikutnya. Alhamdulillah bayi laki-laki mungil lahir dari rahimku setelah begitu banyak perjuangan dilakukan.  Sayangnya kami hanya bersama kurang dari 48 jam. Di usianya yang belum genap 2 hari, kami harus terpisah. Pagi itu tiba-tiba suamiku berteriak memanggil