Langsung ke konten utama

Bingung bagaimana menasihati anak? Yuk kita ikuti cara Luqman dalam menasihati anaknya!

Menasihati anak memiliki cara tersendiri agar menjadi efektif dan efisien sehingga orang tua dan anak bisa bertumbuh dan berproses bersama secara positif.



Anak adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki. Orang tua manapun akan sangat bahagia dengan karunia seorang anak. Baik yang Allah Ta'ala berikan rezeki tersebut dengan cepat maupun yang harus menunggu lebih lama. Tidak sedikit yang terus berdoa dan berikhtiar agar segera diberikan keturunan. Lalu ketika buah hati yang lama dinantikan hadir, air mata haru pun tak tertahankan.

Umma Abi, tentunya kita sebagai orang tua akan selalu megusahakan yang terbaik untuk anak. Ada sebuah ungkapan jepang yang mungkin pernah kita dengar. "Kebaikan seorang ayah lebih tinggi dari gunung dan kebaikan seorang ibu lebih dalam dari lautan". Ungkapan ini cukup untuk menunjukkan bahwa kasih sayang orang tua tidak terbatas.

Terlepas dari berbagai rintangan yang kita hadapi sebagai orang tua, kita akan terus berupaya dalam memberikan yang terbaik untuk Sang buah hati, utamanya dalam urusan akhirat dan kemudian urusan dunia. Namun memang tak mudah untuk mendidik anak karena ganjaran pahalanya pun juga sangat besar.
 
Sebagai orang tua tentunya kita akan merasa bahagia ketika anak mampu mengikuti arahan yang kita berikan. Utamanya ketika buah hati tercinta patuh kepada apa yang Rabbnya perintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Betul tidak Umma Abi? Lelah dalam mendidiknya menjadi tidak berasa.

Namun demikian, menjaga fitrah anak sebagai seorang yang hanif tidaklah mudah. Apalagi dengan kondisi saat ini dimana perkara-perkara yang menggiring kepada kemaksiatan sangat mudah dijumpai. Sebagian dari kita merasa sangat sulit untuk menasihati anak ketika ia sudah mulai keluar dari rel yang kita rencanakan. 

Akan tetapi Umma Abi tidak perlu khawatir bagaimana cara memberikan nasihat yang efektif kepada anak sehingga atas izin Allah Ta'ala ia menjadi patuh dan kembali ke jalur yang semestinya. Ya, kita bisa belajar dari cara Luqman dalam menasihati anaknya.

Siapa sih Luqman itu?

Nama Luqman tentunya tidak asing bagi kita ya Umma Abi. Yap, Luqman adalah salah satu nama surat dalam Al-qur'an. Lalu siapa sebenarnya Luqman itu? Apakah ia Nabi?

Luqman bukanlah seorang Nabi dan juga Rasul. Namun ia adalah sosok yang istimewa hingga Allah Ta'ala abadikan namanya dalam Al-qur'an. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa ia adalah manusia terbaik di zamannya. Seseorang yang shaleh, cerdas, hakim, serta memiliki hati yang lembut. Ia adalah seseorang yang jujur lagi amanah.

Mengapa perlu belajar parenting dari Luqman?

Dalam surat Luqman ayat 12, Allah Ta'ala berfirman "Dan sungguh, telah kami berikan hikmah kepada Luqman…". Dalam ayat tersebut, kita mengetahui bahwa Allah memujinya dan memberikan ia kelebihan berupa hikmah.

Hikmah merupakan suatu hal yang dimiliki oleh seorang muslim. Tidak hanya kapasitasnya sebagai orang tua, namun dalam berbagai hal di setiap poin kehidupan hendaknya kita bersikap hikmah. Sosok Luqman Allah karuniakan ia dengan sebagai seorang yang hakim yakni bersikap hikmah.

Dasar nasihat Luqman kepada anaknya

Umma Abi, yuk simak bagaimana cara Luqman dalam menasihati anaknya sebagaimana yang dikisahkan dalam Al-qur'an!

🌵Gali potensi orang tua dalam membimbing

Apa yang diperlukan oleh orang tua adalah ilmu dan pengalaman. Hendaknya disini orang tua bersikap hikmah yakni meletakkan sesuatu yang tepat pada waktu yang tepat dan dengan metode yang tepat. Orang tua sepatutnya untuk membaca, memahami, mempelajari, melatih diri, mempraktikkannya serta sabar dan tidak tergesa-gesa.

🌵Lembut dan santun

Orang tua hendaknya menasihati anak dengan lembut, tidak kasar, tidak keras, tidak melukai, menyakiti, mempermalukan, dan menasihatinya secara sendirian (4 mata).

🌵Bangun jembatan hubungan atau komunikasi yang baik

Berkomunikasi dengan anak memiliki seni tersendiri. Para orang tua harus memahami hal ini. Dekati anak, pilih kata yang sesuai, tunjukkan perhatian, berbicaralah dengan hati, pandangan mata, gestur tubuh dengan ketulusan dan sentuhan kasih sayang.

🌵Pilih tema yang sesuai

Gunakanlah skala prioritas. Dahulukan mana yang paling penting di antara yang penting.

🌵Nasihat yang utuh dan menyeluruh

Nasihat ini tidak hanya mengandung kebaikan di dunia, namun kebaikan di akhirat pula yang mana nasihat ini mencakup aqidah, ibadah, dan ahlak.

🌵Bicara kepada akal anak sebagaimana bicara pada perasaannya

Hal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Luqman yakni memanggil anaknya Ya Bunayya yang dalam bahasa arab menunjukkan panggilan terhadap anak yang penuh kelembutan dan kasih sayang lalu memberikan nasihat berikut alasannya.

🌵Sabar dan berikan tenggat waktu

Sebagai orang tua hendaklah bersabar dan berikan anak tenggat waktu untuk menerima nasihat karena nasihat tidak untuk mempengaruhi sesaat tetapi untuk menanamkan nilai seumur hidup.

Yuk Umma Abi kita belajar dan berpraktik bersama untuk menerapkan cara Luqman dalam menasihati anaknya. Semoga atas izin Allah, anak kita menjadi seseorang yang patuh serta akan menumbuhkan pribadi yang positif baik dari sisi orang tua maupun anak karena kita tahu bahwa apa yang kita lakukan di dunia kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.


Referensi:

Dauroh Parenting Mujahadah Parents Project
Membedah Metode Luqman Dalam Pendidikan oleh Ustaz Abu Salma Muhammad Hafidzahullah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penting Untuk Dibaca Buat yang Suka Overthinking

Kadang-kadang yang namanya manusia suka overthinking ya. Berlebihan mikir gitu lho. Gimana kalau gini terus gimana kalau gitu. Bisa jadi kalau yang single dan ingin menikah, kepikiran nanti bakalan nikah sama siapa. Terus bisa nggak ya pasangannya menerima kelebihan dan kekurangannya. Nanti kalau nggak bisa bakal gimana ya rumah tangganya? Kalau yang anak sekolahan atau kuliahan bisa jadi overthinkingnya tentang gimana kalo sekolahnya atau kuliahnya susah, nanti bakal lulusnya gimana, kerja dimana, terus bisa memenuhi keinginan orang tuanya atau nggak, dan sebagainya. Sebagai orang tua pun kadang overthinking. Misalnya aku sebagai seorang ibu kadang-kadang kepikiran gimana ya nanti kalau anakku sudah besar, apakah dia bisa menjaga dirinya sendiri di zaman seperti ini zaman yang penuh fitnah? Aku rasa aku nggak sendirian menjadi orang tua yang overthinking. Banyak ibu-ibu juga bapak-bapak yang berpikir yang sama denganku. Memiliki kekhawatiran tersendiri untuk buah hati mereka. Ya yang

Aku Ingin Menyerah, Tapi...

  Tiba-tiba air mata menetes membasahi pipi. Dada terasa nyeri dan sesak. Sudah berminggu-minggu, aku berada dalam kondisi yang tak menentu. Jantungku berdebar ketakutan tiap kali suara nafas yang semakin berat itu terdengar olehku. Memori buruk menyeruak menjadikanku berpikir berlebihan. Sore itu aku harus pergi meninggalkan zona nyamanku. Dengan persiapan yang seadanya, aku pergi dan berharap semua akan segera baik-baik saja sehingga aku segera kembali. Kukira kepergianku hanya sebentar. Namun, nyatanya Allah Subhanahu wa ta'ala  berkehendak lain. Aku mengeluh dan merasa berat. Aku mengadu pada Dia Yang Maha Kuasa. Mengapa aku harus ada di posisi seperti ini? Aku lelah Ya Allah. Aku merasa berat dan tidak ingin berada di posisi seperti ini. Aku merasa ingin menyerah. Berbagai skema "andai saja" muncul di kepalaku. Berangan-angan andai tidak begini dan begitu pasti aku tidak akan ada di masa sulit ini. Tapi ternyata semua itu percuma. Hai diriku! Percuma kamu berandai-an

Mencetak Generasi Terbaik Bersama Semen Baturaja

Yang namanya manusia tidak lepas dari keinginan. Bener nggak sih ? Namun ada yang sekedar ingin tetapi tidak memperjuangkan keinginannya. Di sisi lain ada yang berjuang untuk merealisasikan keinginan itu. Ya kalau kita bisa bilang keinginan yang diperjuangkan itu ada yang berwujud sebagai  impian maupun cita-cita. Hal Besar Dalam Hidup Teman-teman tentunya pernah melewati hal besar dalam hidup bukan? Tak jarang hal itu membuat kita menjadi berbenah dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bahkan impian-impian besar dapat terlahir dari kondisi yang menurut kebanyakan orang tidak ideal. Di tahun 2019 aku menikah dengan seorang lelaki yang sudah kukenal sejak lama karena kami satu SMA. Kebahagiaan terus menyelimuti hingga tahun berikutnya. Alhamdulillah bayi laki-laki mungil lahir dari rahimku setelah begitu banyak perjuangan dilakukan.  Sayangnya kami hanya bersama kurang dari 48 jam. Di usianya yang belum genap 2 hari, kami harus terpisah. Pagi itu tiba-tiba suamiku berteriak memanggil