Langsung ke konten utama

5 Hal yang Harus Dilakukan Saat Mendapat Sesuatu Yang Tidak Diinginkan


Pernahkah kamu mendapat sesuatu yang tidak diinginkan? Misalnya saja tidak lulus ujian masuk perguruan tinggi atau mendapat musibah sehingga harus berkorban mental, batin, fisik, hingga finansial?

Tak jarang apa yang kita alami dalam hidup memang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Ingin anak bertumbuh dan berkembang dengan baik namun ternyata dalam perjalanannya ia mengalami gangguan emosi.

Beberapa waktu terakhir kita mendapat kabar saudara kita yang berada di Cianjur mengalami bencana alam yakni gempa. Harta benda luluh lantak. Tak sedikit pula yang kehilangan keluarganya. Pastilah mereka tidak menginginkan kejadian itu menimpa mereka.

Mendapat sesuatu yang tidak diinginkan dapat membuat kita menjadi overthinking. Berpikir berlebihan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Menjadi resah, cemas, dan gelisah. Bahkan hal itu bisa menjadikan diri galau berkepanjangan.

Tentu hal ini tidak baik untuk diri kita baik mental maupun fisik. Hidup dalam kegalauan terus menerus, akan berdampak buruk pada masa depan.

Sebagai seorang muslim, setidaknya ada 5 hal yang harus kita lakukan ketika mendapat sesuatu yang tidak diinginkan agar tidak berpengaruh buruk pada masa depan.

1. Ucapkan Qodarullahu wa maasyaa a fa'ala

Ketika hal yang tidak kita inginkan menimpa kita, janganlah mencela atau menyalahkan keadaan. Namun ucapkanlah Qodarullahu wa maasyaa a fa'ala.

Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

إحرص على ما ينفعك, واستعن بالله ولا تعجز, فإن أصا بك شيء فلا تقل: لو أني فعلت كذا وكذا لكن كذا وكذا, ولكن قل: قدر الله وما شاء فعل, فإن (لو) تفتح عمل الشيطان

“Berusahalah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan Allah dan janganlah sampai kamu lemah (semangat). Jika sesuatu menimpamu, janganlah engkau berkata ‘seandainya aku melakukan ini dan itu, niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah ‘Qodarullah wa maa-syaa-a fa’ala (Allah telah mentakdirkan segalanya dan apa yang dikehendaki-Nya pasti dilakukan-Nya).’ Karena sesungguhnya (kata) ‘seandainya’ itu akan mengawali perbuatan syaithan.”
(Shahih, riwayat Muslim dalam Shahih-nya (no. 2664)) [muslimah.or.id]

2. Menangislah, tenangkan diri, dekatkan diri kepada Sang Pencipta

Setiap orang pernah mengalami masa sulit dan memang tidak mudah dalam menjalaninya. Jika dada terasa sesak seperti ada yang mengganjal, dunia serasa sempit menghimpit hingga tak mampu bergerak, maka jika kita ingin meluapkan dengan menangis, menangislah dan itu tidak mengapa. 

Menangislah untuk meluapkan kesedihan sembari menenangkan diri dengan membasahi lisan dengan dzikir. Menerima apa yang terjadi dan tidak menolaknya karena sudah maksimal berikhtiar serta yakin semua adalah ketetapan Allah. Insya Allah yang demikian akan menjadikan diri lebih tenang. 

Dekatkan diri kepada Allah Sang Pencipta. Merajuklah pada-Nya, menangislah, mohon ampunan pada-Nya, dan tak lupa meminta pertologan agar kita dibimbing dan diberi kesabaran serta keikhlasan dalam menjalani apa yang diri kita tidak inginkan.

3. Introspeksi diri

Allah Azza wa Jalla sungguh sangat mencintai hamba-Nya. Bahkan melebihi seorang ibu yang mencintai anaknya. Bisa jadi ketika kita mendapat musibah atau sesuatu yang tidak kita inginkan, ini adalah sebuah teguran untuk kita agar kembali kepada-Nya.

Mungkin selama ini kita sudah terlalaikan dari berbagai hal yang seharusnya wajib bagi seorang muslim untuk mengerjakannya. Banyak dosa yang kita lakukan sehingga tak sedikit kebaikan yang luput untuk kita dapatkan. 

Bermuhasabah, berinstrospeksi adalah hal yang patut untuk dilakukan. Mengecek kembali amalan-amalan wajib, apakah kita sudah melakukannya dengan benar? Apakah kita masih melakukan perkara yang haram dengan hati maupun anggota badan? Last but not least, apakah niat kita sudah benar dalam menjalani kehidupan ini?

4. Perbanyak sabar dan syukur

Sabar dan syukur adalah dua hal penting yang kita tak boleh lepas darinya. Sabar dalam menjalani apa yang tidak kita inginkan merupakan kesempatan emas untuk mendapatkan pahala unlimited alias tanpa batas.


Mungkin kebanyakan dari kita merasa menjadi orang yang paling sengsara di dunia sehingga menyebabkan diri lalai untuk bersyukur. Padahal ketika kita melihat ke bawah sungguh banyak cobaan yang lebih berat menimpa orang lain. Selalu ada celah untuk bersyukur dari setiap episode kehidupan yang kita jalani. Maka jangan lupa untuk bersyukur karena dengan demikian nikmat akan ditambah.

5.. Memahami hikmah di balik sebuah musibah atau cobaan 

Engkau tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk dan engkau harus mengetahui bahwa apa saja yang akan menimpamu tidak akan luput darimu dan apa saja yang luput darimu tidak akan menimpamu.“ [rumaysho.com]

Selalu ada kebaikan dalam setiap ujian atau cobaan yang menimpa kita. Mungkin kita yang terlalu menutup hati sehingga tidak mampu memahami kebaikan dari Sang Illahi.

Mudah saja jika mau membuka hati dan berprasangka baik kepada Allah. Ketika kita merasa sedih mendapat ujian berupa sakit misalnya. Tentu tidak ada dari kita yang ingin merasakan demikian. Namun banyak hikmah yang akan didapat seperti dosa kita akan digugurkan karena sakit adalah sebagai penggugur dosa juga sebagai pelajaran untuk tidak menyia-nyiakan nikmat sehat.

Tetap bersemangatlah dan jangan berputus asa apabila kita ditimpa sesuatu yang tidak kita inginkan. Musibah yang menimpa seorang mukmin adalah tanda kebaikan selama hal tersebut tidak menjadikannya meninggalkan kewajiban atau melakukan hal yang diharamkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penting Untuk Dibaca Buat yang Suka Overthinking

Kadang-kadang yang namanya manusia suka overthinking ya. Berlebihan mikir gitu lho. Gimana kalau gini terus gimana kalau gitu. Bisa jadi kalau yang single dan ingin menikah, kepikiran nanti bakalan nikah sama siapa. Terus bisa nggak ya pasangannya menerima kelebihan dan kekurangannya. Nanti kalau nggak bisa bakal gimana ya rumah tangganya? Kalau yang anak sekolahan atau kuliahan bisa jadi overthinkingnya tentang gimana kalo sekolahnya atau kuliahnya susah, nanti bakal lulusnya gimana, kerja dimana, terus bisa memenuhi keinginan orang tuanya atau nggak, dan sebagainya. Sebagai orang tua pun kadang overthinking. Misalnya aku sebagai seorang ibu kadang-kadang kepikiran gimana ya nanti kalau anakku sudah besar, apakah dia bisa menjaga dirinya sendiri di zaman seperti ini zaman yang penuh fitnah? Aku rasa aku nggak sendirian menjadi orang tua yang overthinking. Banyak ibu-ibu juga bapak-bapak yang berpikir yang sama denganku. Memiliki kekhawatiran tersendiri untuk buah hati mereka. Ya yang

Aku Ingin Menyerah, Tapi...

  Tiba-tiba air mata menetes membasahi pipi. Dada terasa nyeri dan sesak. Sudah berminggu-minggu, aku berada dalam kondisi yang tak menentu. Jantungku berdebar ketakutan tiap kali suara nafas yang semakin berat itu terdengar olehku. Memori buruk menyeruak menjadikanku berpikir berlebihan. Sore itu aku harus pergi meninggalkan zona nyamanku. Dengan persiapan yang seadanya, aku pergi dan berharap semua akan segera baik-baik saja sehingga aku segera kembali. Kukira kepergianku hanya sebentar. Namun, nyatanya Allah Subhanahu wa ta'ala  berkehendak lain. Aku mengeluh dan merasa berat. Aku mengadu pada Dia Yang Maha Kuasa. Mengapa aku harus ada di posisi seperti ini? Aku lelah Ya Allah. Aku merasa berat dan tidak ingin berada di posisi seperti ini. Aku merasa ingin menyerah. Berbagai skema "andai saja" muncul di kepalaku. Berangan-angan andai tidak begini dan begitu pasti aku tidak akan ada di masa sulit ini. Tapi ternyata semua itu percuma. Hai diriku! Percuma kamu berandai-an

Mencetak Generasi Terbaik Bersama Semen Baturaja

Yang namanya manusia tidak lepas dari keinginan. Bener nggak sih ? Namun ada yang sekedar ingin tetapi tidak memperjuangkan keinginannya. Di sisi lain ada yang berjuang untuk merealisasikan keinginan itu. Ya kalau kita bisa bilang keinginan yang diperjuangkan itu ada yang berwujud sebagai  impian maupun cita-cita. Hal Besar Dalam Hidup Teman-teman tentunya pernah melewati hal besar dalam hidup bukan? Tak jarang hal itu membuat kita menjadi berbenah dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bahkan impian-impian besar dapat terlahir dari kondisi yang menurut kebanyakan orang tidak ideal. Di tahun 2019 aku menikah dengan seorang lelaki yang sudah kukenal sejak lama karena kami satu SMA. Kebahagiaan terus menyelimuti hingga tahun berikutnya. Alhamdulillah bayi laki-laki mungil lahir dari rahimku setelah begitu banyak perjuangan dilakukan.  Sayangnya kami hanya bersama kurang dari 48 jam. Di usianya yang belum genap 2 hari, kami harus terpisah. Pagi itu tiba-tiba suamiku berteriak memanggil